BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Karya
sastra merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Wellek dan
Warren (1977) dalam bukunya Teori Kesusastraan menjelaskan bahwa sastra
‘menyajikan’ kehidupan, dan ‘kehidupan’ sebagian besar terdiri dari kenyataan
sosial, walaupun karya sastra juga ‘meniru’ alam dan dunia subjektif manusia. Karya sastra merupakan refleksi
pemikiran, perasaan dan keinginan pengarang lewat bahasa. Setiap karya sastra
menggunakan simbol yang memiliki makna tersendiri. Simbol-simbol dalam karya
sastra diungkapkan dalam bentuk bahasa yang khas. Puisi, prosa fiksi dan drama
memiliki simbol-simbol tersendiri yang biasanya diungkapkan dalam bahasa yang
digunakan penulis. Cerpen adalah salah satu prosa fiksi yang merupakan sebuah
dunia simbol. Simbol-simbol yang digunakan penulis untuk mengungkapkan ide dan perasaannya
tersebut memiliki makna tersendiri. Simbol-simbol itulah yang akan ditafsirkan
atau dimaknai oleh pembaca.
Sesuatu dalam teks sastra mungkin
dilihat sebagai simbol, mungkin juga tidak, itu bergantung pada interpretasi
pembaca (Luxemburg, 1989:69). Pembaca berhak menafsirkan simbol-simbol tersebut
secara arbriter. Ada pembaca yang melihat sesuatu dalam teks sastra tersebut
sebagai simbol. Namun, ada pula pembaca yang tidak melihat sesuatu itu sebagai
simbol. Dalam hal ini daya kritis pembaca sangat diperlukan. Pembaca yang
kritis akan menemukan simbol-simbol yang mungkin tidak ditemukan oleh pembaca
lain.
Dalam cerpen Hills like White Elephants ini terdapat beberapa simbol yang bisa
ditafsirkan atau dimaknai oleh pembaca. Simbol-simbol tersebut perlu dimaknai
agar pembaca lebih memahami maksud penulis atau isi dari cerpen. Dengan demikian,
pembaca akan bisa menangkap pesan yang ingin disampaikan penulis pada pembaca
1.2.
Rumusan
Masalah
Inti
dari permasalahn yang ada dalam makalah ini adalah :
2.1.
Apa yang dimaksud dengan symbol?
2.2.
Apa yang dimaksud dengan cerpen?
2.3.
Simbol apa saja yang ada dalam cerpen Hills like White Elephants?
1.3.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah yang diajukan
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, diantaranya :
3.1.
Untuk mengetahui pengertian simbol.
3.2.
Untuk mengetahui pengertian cerpen.
3.3.
Untuk mengetahui simbol-simbol yang ada dalam
cerpen Hills like White Elephants.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian
Simbol
Chaer
(2002: 38) menjelaskan bahwa simbol adalah kata serapan yang berpadanan dengan
kata Indonesia lambang. Simbol ataupun lambang adalah suatu konsep yang berada
di dunia ide atau pikiran kita. Misalnya, kata “kursi” mewakili suatu konsep di
pikiran berupa benda yang biasa digunakan sebagai tempat duduk. Jadi, symbol
merupakan kata serapa yang maknanya sama dengan lambang. Lambang tersebut
merupakan suatu konsep yang ada dalam pikiran seseorang tentang interpretasi
terhadap suatu benda.
Berbeda
dengan Spadley dan McCurdy dalam Supratno (2010: 27) yang menjelaskan bahwa
simbol mempunyai makna yang luas, bahkan semua objek apa pun atau kejadian yang
mempunyai makna dapat disebut simbol. Jadi, yang dimaksud dengan symbol menurut
mereka adalah semua objek atau kejadian apapun yang mempunyai makna.
Sementara
itu, Rahmanto dalam Sumarto (1984: 133) membedakan tiga simbol bahasa, yang
pertama adalah simbol universal yang berkaitan dengan arketipus, misalnya tidur
sebagai lambang kematian. Yang kedua adalah simbol kultural yang melatarbelakangi
suatu kebudayaan tertentu. Dan yang terakhir adalah simbol individual di pakai
ke dalam studi bahasa masyarakat dan lingkungan. Menurutnya, symbol dibagi
kedalam tiga bagian, yakni simbol universal, simbol cultural dan simbol
individual.
Dengan
demikian, yang dimaksud dengan simbol adalah suatu konsep atau interpretasi
yang ada dalam pikiran seseorang terhadap suatu objek tertentu dan objek
tersebut tidak tervisualisasikan secara langsung. Sehingga, para pembaca harus
menginterpretasi menurut pikiran mereka masing-masing.
Dalam
karya sastra kita harus bisa membedakan simbol dalam karya sastra dan simbolisme
dalam karya sastra. Simbol dalam karya sastra adalah simbol-simbol yang ada
dalam sebuah karya sastra. Simbol
akan dimaknai berbeda oleh setiap orang tergantung bagaimana pembaca
menginterpretasi terhadapa simbol tersebut. Selain mengungkapkan simbol, karya
sastra sendiri adalah sebuah simbol verbal kebudayaan yang menyurat dan
menyiratkan sebuah nilai tertentu. Oleh karena itu, kebudayaan bisa dipelajari
melalui karya sastra. Sedangkan simbolisme dalam karya sastra adalah suatu
aliran dalam kesusastraan, seperti yang dijelaskan oleh Wahyudi (1992 :85)
bahwa simbolisme merupakan suatu aliran dalam kesusastraan yang
menggambarkan pengalaman batin, pikiran, emosi, melalui objek-objek, kata-kata,
bunyi-bunyi yang memunyai fungsi simbolik maksudya objek, kata, dan bunyi yang
memunyai makna referensi. Penulis terkadang mengungkapkan ide-idenya dalam
bentuk simbol yang nantinya akan ditafsirkan atau dimaknai sendiri oleh
pembaca.
2.2.
Pengertian
Cerpen
Sumardjo
dan Saini (1991:37) menjelaskan bahwa cerpen adalah cerita atau narasi (bukan
analisis argumentasi) yang fiktif (tidak benar-benar telah terjadi tetapi dapat
terjadi di mana saja dan kapan saja) serta relatif pendek. Jadi, definisi
cerpen menurut Sumardjo dan Saini adalah sebuah tulisan yang buka berbentuk
analisis dan bersifat fiktif, artinya cerita tersebut tidak benar-benar
terjadi, hanya ilusi dari pengarangnya saja.
Sementara
itu, Sayuti (1992:6) menjelaskan bahwa cerpen adalah prosa fiksi yang dibaca
selesai dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek
tertentu dalam diri pembaca. Hal senada juga dijelaskan oleh Edgar Allan Poe
dalam Nurgiyantoro (2007:10). Dia menjelaskan bahwa cerpen ialah sebuah cerita
yang dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai satu
jam. Menurut mereka, cerpen adalah sebuah cerita yang tidak benar-benar terjadi
dan ceritanya dapat selesai dibaca dalam sekali duduk atau dalam waktu tiga
puluh menit sampai dengan satu jam.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa cerpen merupakan karya sastra yang
mengungkapkan refleksi pemikiran, perasaan dan keinginan pengarang melalui
bahasa. Cerpen adalah salah satu prosa fiksi yang merupakan sebuah dunia
simbol. Dalam cerpen yang berisi cerita narasi yang fiktif dan relatif pendek
yang bisa dibaca dalam sekali duduk memiliki bahasa yang khas yang
mengungkapkan simbol.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Simbol-simbol
yang terdapat dalam cerpen Hills like
White Elephants
Dalam
cerpen Hills like White Elephants
terdapat banyak simbol yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tersirat
pada cerpen itu. Hemmingway menjadikan simbol itu sebagai gambaran ide, pikiran
atau perasaannya. Simbol itulah yang harus ditafsirkan atau dimaknai sendiri
oleh pembaca. Simbol-simbol yang akan dibahas dalam kajian kali ini adalah
sebagai berikut :
3.1.1.
Bukit-bukit
bagai gajah putih
Simbol ini menggambarkan pikiran Jig yang
berbukit-bukit yang dilihat dari kejauhan tampak seperti gajah putih karena
pandangan si Amerika menganggap bahwa dengan adanya anak itu akan menimbulkan
hambatan yang akan muncul di masa mendatang. Untuk menghindari hambatan yang
akan muncul di masa yang akan datang itu, lelaki ini berusaha untuk membujuk
Jig melakukan aborsi dengan menyajikan operasi sebagai prosedur sederhana.
Selain itu, simbol ini juga dapat dianggap sebagai perubahan bentuk beberapa
bagian tubuh wanita yang mengalami pembengkakan ketika mengandung atau hamil yaitu
payudara bengkak dan perut wanita hamil. Dengan mimpi kehamilan ibu masa depan
Budha, di mana gajah putih dalam hal ini merupakan simbol kepemimpinan
bergengsi yang berarti kesuburan, jadi Jig memandang bahwa kehamilannya sebagai
gajah putih yang berarti akan memberikan banyak kebaikan karena gajah putih
berarti kesuburan, tetapi berbeda dengan pandangan lelaki Amerika mengenai
gajah putih itu.
3.1.2.
Jalur
rel yang melewati stasiun
Dalam paragraph pertama, memperkenalkan suasana
tegang yang akan menyelimuti suasan cerita tersebut. Pada awalnya cerita
terjadi di sebuah stasiun kereta di sebuah kota di Spanyol. Pasangan ini berada
dalam kondisi yang bimbang dimana mereka harus membuat keputusan diantara dua
pilihan, dua arah, seperti dua jalur rel yang melewati stasiun.
3.1.3.
Keterbukaan
dan suasana sepi di stasiun
Simbol ini melambangkan keterbukaan dan suasana
sepi di stasiun menyiratkan bahwa tidak ada jalan lain untuk mundur dari
masalah yang sedang mereka hadapi.
Ketika gadis itu melihat bukit-bukit yang panjang
dan putih dia mengatakan bahwa mereka terlihat seperti gajah putih.
Ketika ia melihat perbukitan itu ia
3.1.4.
Bukit-bukit
yang panjang dan putih, Sungai Ebro, ladang gandum dan pepohonan
Warna putih melambangkan kepolosan dan
kemurnianan anaknya yang belum lahir. Dia juga mengagumi pemandangan. Dalam
cerpen tersebut diceritakan bahwa ada ladang gandum dan pepohonan sepanjang
Sungai Ebro. Dan di sebrang sungai tersebut ada sebuah pegunungan yang
menjulang tinggi. Ada juga bayangan awan yang bergerak menyebrangi ladang
gandum. Hal-hal tersebut menggambarkan keindahan alam melalui simbol-simbol.
Simbol ladang gandum dan pepohonan mewakili
kesuburan dan keberhasilan. Hal itu ia harapkan untuk kehidupannya di masa yang
akan datang bersama dengan anaknya. Sungai Ebro juga mewakili kehidupan, sama
seperti gadis itu yang menghargai panorama dan hubungannya dengan anaknya yang
belum lahir itu.
3.1.5.
Bayangan
awan dan sisi
lembah kering yang tandus dan steril
Simbol bayangan awan mewakili aborsi janin yang
menjadi baying-bayang pengganggu kebahagiaannya. Setelah bercakap-cakap dengan
lelaki Amerika yang sedang melihat pemandangan itu dapat disimpulkan bahwa
lelaki itu jelas mendukung aborsi dan segala sesuatu yang ia katakan hanyalah
untuk membujuk si gadis itu untuk melakukan aborsi. Ketika dia melihat di sisi
lembah kering, yang tandus dan steril melambangkan tubuh gadis itu setelah
aborsi. Perdebatan itu berhenti sebentar ketika si gadis itu memohon kepada si
America untuk berhenti berbicara. Lelaki ini menginginkan si gadis melakukan
aborsi karena ia ingin tetap pada gaya hidupnya saat ini
3.1.6.
Stiker
dari berbagai hotel dan rel kereta
Stiker dari berbagai hotel itu merupakan symbol
dari kebiasaannya atau gaya hidupnya yang suka menginap di hotel dengan
perempuan yang ia sukai. Karenanya, jika ia membiarkan membiarkan gadis
itu membesarkan kandungannya, berarti ia harus menetap dan membina keluarga
dengan gadis itu beserta janinnya.
Simbol-simbol yang lain mengekspresikan
ketegangan dan konflik di sekitar pasangan. Rel kereta membentuk garis pemisah
antara hamparan tandus yang membentang kearah bukit-bukit di satu sisi dan
lahan pertanian, hijau subur disisi lain, melambangkan pilihan yang di hadapi
oleh masing-masing karakter utama dan interpretasi mereka yang berbeda dari dilema
kehamilan.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Simpulan
4.1.1.
Pengertian
simbol
Simbol adalah suatu konsep atau interpretasi
yang ada dalam pikiran seseorang terhadap suatu objek tertentu dan objek
tersebut tidak tervisualisasikan secara langsung. Sehingga, para pembaca harus
menginterpretasi menurut pikiran mereka masing-masing.
Dalam karya sastra kita harus bisa membedakan
simbol dalam karya sastra dan simbolisme dalam karya sastra. Simbol dalam karya
sastra adalah simbol-simbol yang ada dalam sebuah karya sastra. Simbol akan dimaknai berbeda oleh
setiap orang tergantung bagaimana pembaca menginterpretasi terhadapa simbol
tersebut. Selain mengungkapkan simbol, karya sastra sendiri adalah sebuah
simbol verbal kebudayaan yang menyurat dan menyiratkan sebuah nilai tertentu. Oleh
karena itu, kebudayaan bisa dipelajari melalui karya sastra. Sedangkan
simbolisme dalam karya sastra adalah suatu aliran dalam kesusastraan, seperti
yang dijelaskan oleh Wahyudi (1992 :85) bahwa simbolisme
merupakan suatu aliran dalam kesusastraan yang menggambarkan pengalaman batin,
pikiran, emosi, melalui objek-objek, kata-kata, bunyi-bunyi yang memunyai
fungsi simbolik maksudya objek, kata, dan bunyi yang memunyai makna referensi.
Penulis terkadang mengungkapkan ide-idenya dalam bentuk simbol yang nantinya
akan ditafsirkan atau dimaknai sendiri oleh pembaca.
4.1.2.
Pengertian
cerpen
Cerpen merupakan karya sastra yang mengungkapkan
refleksi pemikiran, perasaan dan keinginan pengarang melalui bahasa. Cerpen
adalah salah satu prosa fiksi yang merupakan sebuah dunia simbol. Dalam cerpen
yang berisi cerita narasi yang fiktif dan relatif pendek yang bisa dibaca dalam
sekali duduk memiliki bahasa yang khas yang mengungkapkan simbol.
4.1.3.
Simbol-simbol
yang ada dalam cerpen Hills like White
Elephants
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, simbol-simbol yang ada dalam cerpen Hills like White Elephants adalah sebagai berikut :
4.1.3.1. Bukit-bukit
bagai gajah putih
4.1.3.2. Jalur
rel yang melewati stasiun
4.1.3.3. Keterbukaan
dan suasana sepi di stasiun
4.1.3.4. Bukit-bukit
yang panjang dan putih, Sungai Ebro, ladang gandum dan pepohonan
4.1.3.5. Bayangan
awan dan sisi lembah kering yang
tandus dan steril
4.1.3.6. Stiker
dari berbagai hotel dan rel kereta
DAFTAR PUSTAKA
ü Nurgiyantoro,
Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadja Mada University
Press.
ü Sayuti,
Suminto. 1992. Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta: Depdikbud.
ü Sumardjo,
Jakob dan Saini. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
ü Chaer,
Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
ü Sumarto,
A. Sardju. 1984. Pengantar Linguistik Umum. Bandung: Institut Tekhnik
Bandung.
ü Supratno,
Haris. 2010. Sosiologi Seni: Wayang Sasak Lakon Dewi Rengganis Dalam Konteks
Perubahan Masyarakat Di Lombok. Surabaya: Unesa Univesity Press.